KOMPONEN-KOMPONEN
ELEKTRONIKA
Elektronika
adalah
ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara
mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat
seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari
ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah
bagian dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/ teknik elektronika dan
instrumentasi.Dalam rangkaian elektronika terdapat bermacam-macam komponen. Ada
transistor, resistor, IC, trafo dan lain-lain. Komponen-komponen ini
dikategorikan menjadi bagian-bagian berikut:
Komponen Pasif : yaitu komponen yang menunjukkan hubungan linear antara arus dan tegangan, jika komponen tersebut berada di dalam pengaruh medan listrik.
Komponen Pasif : yaitu komponen yang menunjukkan hubungan linear antara arus dan tegangan, jika komponen tersebut berada di dalam pengaruh medan listrik.
1. Trafo
(Transformator)
Trasformator adalah alat yang
mempunyai fungsi menaikan atau menurunkan tegangan input atau menurunkan
tegangan output.
-
Trasformator yang berfungsi untuk
menaikan tegangan input adalah trafo step up.
-
Transformator yang mempunyai fungsi
menurunkan tegangangan adalah trafo step down.
Cara
kerja trasformator : Arus bolak - balik ( AC ) melewati koil utama ( kumparan
primer ) yang menginduksi arus bolak - balik di koli kedua ( kuparan sekunder
).
Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus. Karena
adanya kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat
mencapai 100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa
mencapai 98%.
Jenis-jenis transformator:
-
Transformator step-up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai
penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik
sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
-
Transformator
step-down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.
Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC- DC .
-
Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
-
Autotransformator
Variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.
Perkembangan dan penerapan system
transformator pada perumahan, perkantoran maupun pada kendaran yaitu mobil
dewasa ini mengalami peningkatan yang pesat. Buktinya adalah banyak industry,
perkantoran maupun kendaran dilengkapi dengan penggunaan transformator yang
bertujuan untuk mengetahui informasi dan dapat menambah pengetahuan.
System pesawat telepon yang paling sederhana memiliki komponen utama yaitu ISDN EXCHANGE, ISDN PRA, ISDN BRA, ISDN PHONE, ISDN PBX dan ISDN DATA TERMINAL.
System pesawat telepon yang paling sederhana memiliki komponen utama yaitu ISDN EXCHANGE, ISDN PRA, ISDN BRA, ISDN PHONE, ISDN PBX dan ISDN DATA TERMINAL.
2. Resistor
Tahanan listrik yang ada pada
sebuah penghantar dilambangkan dengan huruf R , tahanan merupakan komponen yang
didesain untuk memiliki besar tahanan tertentu dan disebut pula sebagai
resistor.
Rumusnya adalah sebagai
berikut :
R = V/I
dimana :
R = Tahanan dengan satuan Ohm
V = Tegangan dengan satuan Volt
R = Tahanan dengan satuan Ohm
V = Tegangan dengan satuan Volt
I = Arus dengan satuan Ampere
Beberapa kategori resistor adalah
resistor linear dan resistor non linear. Resistor linear adalah resistor yang
bekerja sesuai dengan hukum ohm sedangkan Resistor non Linear adalah resistor
yang dimana perubahan nilainya dikarenakan oleh kepekaan tertentu (peka cahaya,
peka panas, peka tegangan listrik).
-
Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah
:
1.
Resistor yang Nilainya Tetap
2.
Resistor yang Nilainya dapat diatur,
Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun
Potensiometer.
3.
Resistor yang Nilainya dapat berubah
sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau
Light Dependent Resistor
4.
Resistor yang Nilainya dapat berubah
sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive
Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient)
Kode Warna Resistor
Kode Warna Resistor pertama kali
ditemukan pada tahun 1920 yang kemudian dikembangkan oleh perkumpulan
pabrik radio di Eropa dan Amerika RMA (Radio Manufacturers Association). Pada
era 1957, kelompok ini sepakat untuk berganti nama menjadi EIA (Electronic
Industries Alliance) dan menetapkan kode tersebut sebagai standar EIA-RS-279.
Dalam aturan standar EIA-RS-279, telah ditetapkan 3 sistem kode warna, yaitu :
·
Sistem
Kode Warna 4 Pita.
·
Sistem
Kode Warna 5 Pita.
·
Sistem
Kode Warna 6 Pita.
Sistem Kode Warna 4 Pita
Sistem ini merupakan kode warna paling sering digunakan yang
terdiri dari 4 pita warna yang mengelilingin badan resistor. Dua pita yang
terdapat pada bagian depan merupakan informasi dua digit harga resistansi,
sedangkan pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan
setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga
resistansi. Kadang di dalam resistor terdapat pita kelima yang berfungsi untuk
menunjukan koefisien suhu, tetapi ini juga tergantung dari sistem lima warna
sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%.
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Perak, Pita ke-4 = Emas.
Nilainya adalah 0,56 Ω, dengan Toleransi 5%.
Sistem
Kode Warna 5 Pita
Sistem kode warna ini banyak digunakan pada resistor
presisi. Tiga pita pertama menunjukan harga resistansi, sedangkan pita keempat
adalah pengali dan pita kelima adalah toleransi. Pada resistor yang memiliki 5
kode warna dengan pita keempat yang berwarna emas atau perak kadang di abaikan,
karena hanya digunakan pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat
adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien.
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Hitam, Pita ke-3 = Hitam, Pita ke-4 = Perak. Pita ke-5 = Coklat.
Nilainya adalah 5 Ω, dengan Toleransi 1%.
Sistem
Kode Warna 6 Pita
Sistem
kode warna satu ini terdapat 6 pita, dimana 3 pita pertama menunjukan nilai
tahanan, pita keempat menunjukan perkalian desimal, pita kelima menunjukan
nilai toleransi dan pita keenam menunjukan koefisien suhu.
Contoh :
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,6 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC
Pita ke-1 = Hijau, Pita ke-2 = Biru, Pita ke-3 = Hijau, Pita ke-4 = Emas. Pita ke-5 = Coklat.
Pita ke-6 = Coklat.
Nilainya adalah 56,6 Ω, Toleransi 1%, Koefisien suhu 100 ppm / ºC
3. Kapasitor
Kapasitor
atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang
dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi
Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada
rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di
dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor
(Kondensator) adalah Farad (F)
Jenis-jenis
Kapasitor diantaranya adalah :
1.
Kapasitor yang nilainya Tetap dan
tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor
yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor
Polyster dan Kapasitor Keramik.
2.
Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi
memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor
Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum
3.
Kapasitor yang nilainya dapat
diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.
Fungsi kapasitor adalah pada rangkaian rangkaian
elektronika biasanya adalah sebagai berikut:
-
Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat
dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus ac dan tidak dapat dilalui arus dc
dapat dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah rangkaian yang saling tidak
berhubungan secara dc tetapi masih berhubungan secara ac(signal), artinya
sebuah kapasitor berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian
yang berbeda.
-
Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah
rangkaian power supply, yang saya maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple
filter, disini sifat dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang
berfungsi untuk memotong tegangan ripple.
-
Kapasitor sebagai penggeser fasa.
-
Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada
rangkaian oscilator.
-
Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan
bunga api pada sebuah saklar.
Jenis kapasitor antara lain:
-
Kapasitor keramik
Kapasitor ini mempunyai
dielektrik dari keramik. Dielektriknya umumnya berupa campuran antara titanium
, dengan elektrode logam. Jenis kapasitor ini tidak memiliki kutub positif
maupun negatif, jadi pemasangannya dalam PCB bisa terbalik tanpa mengalami
masalah.
Ada dua sumber yang menyatakan tentang kapasitor keramik:
Kekuatan dari dielektriknya sangat kuat, dan berkapasitas besar. Pada umumnya jenis kapasitor ini digunakan untuk meredam bunga api. Misalnya bunga api yang timbul pada platina kendaraan bermotor.
Karena terbuat dari keramik, kondensator ini memiliki kapasitas yang kecil yaitu di bawah 1 mikrofarad. Umumnya digunakan dalam rangkaian penguat frekuensi menengah.
Ada dua sumber yang menyatakan tentang kapasitor keramik:
Kekuatan dari dielektriknya sangat kuat, dan berkapasitas besar. Pada umumnya jenis kapasitor ini digunakan untuk meredam bunga api. Misalnya bunga api yang timbul pada platina kendaraan bermotor.
Karena terbuat dari keramik, kondensator ini memiliki kapasitas yang kecil yaitu di bawah 1 mikrofarad. Umumnya digunakan dalam rangkaian penguat frekuensi menengah.
-
Kapasitor Kertas
Jenis kapasitor ini
menggunakan lapisan kertas setebal antara 0..02 – 0.05 mm dengan diapit oleh
dua lembar kertas alumunium.
Kapasitor Elektrolit (Elco)
Kapasitor jenis ini menggunakan elektrolit sebagai dielektriknya. Umumnya oksida aluminium. Memiliki kaki positif maupun negatif, jadi usahakan jangan sampai terbalik. Digunakan sebagai perata denyutan listrik DC. Di badan kapasitor ini terdapat tanda untuk mengetahui mana kaki minus.
Kapasitor jenis ini menggunakan elektrolit sebagai dielektriknya. Umumnya oksida aluminium. Memiliki kaki positif maupun negatif, jadi usahakan jangan sampai terbalik. Digunakan sebagai perata denyutan listrik DC. Di badan kapasitor ini terdapat tanda untuk mengetahui mana kaki minus.
Kapasitor dengan dielektrik Udara
Jenis kapasitor ini menggunakan udara sebagai dielektriknya. Sebagai contoh tuner radio FM adalah jenis kapasitor udara. Cara kerja dari kapasitor ini mirip dengan varco. Besarnya kapasitas ditentukan dengan luas penampang yang saling berhadapan. Tuner diputar untuk mengubah kapasitas kapasitor sekaligus mengubah frekuensinya.
Jenis kapasitor ini menggunakan udara sebagai dielektriknya. Sebagai contoh tuner radio FM adalah jenis kapasitor udara. Cara kerja dari kapasitor ini mirip dengan varco. Besarnya kapasitas ditentukan dengan luas penampang yang saling berhadapan. Tuner diputar untuk mengubah kapasitas kapasitor sekaligus mengubah frekuensinya.
Varco
Varco atau variable condensator adalah jenis kapasitor yang dapat diubah-ubah kapasitasnya.
Dan beberapa jenis lainnya.
Varco atau variable condensator adalah jenis kapasitor yang dapat diubah-ubah kapasitasnya.
Dan beberapa jenis lainnya.
Kapasitas
kapasitor
Pada umumnya kapasitas
kapasitor dinyatakan dalam mikrofarad. Karena dalam kehidupan sehari-hari 1
farad sudah sangat besar apabila digunakan dalam rankaian. Kapasitas kapasitor
didefinisikan sebagai berikut:
“perbandingan tetap antara muatan (q) yang tersimpan dalam kapasitor dan beda potensial antara kedua plat konduktornya (v)”
Dari definisi di atas kita dapatkan rumus berikut:
“perbandingan tetap antara muatan (q) yang tersimpan dalam kapasitor dan beda potensial antara kedua plat konduktornya (v)”
Dari definisi di atas kita dapatkan rumus berikut:
C=q/v
Dengan:
C= kapasitas kapasitor (Farad)
q= muatan yang tersimpan (coulomb)
v= beda potensial (volt)
C= kapasitas kapasitor (Farad)
q= muatan yang tersimpan (coulomb)
v= beda potensial (volt)
Pada
kapasitor apabila di pasangkan kepada rangkaian listrik, pasti mendapatkan
muatan berbeda. Satu positif lainnya negatif.
Apabila kedua plat diberikan muatan q+ dan q-, beda potensial v, luas permukaan A, dan jarak antara plat adalah d, maka kapasitasnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apabila kedua plat diberikan muatan q+ dan q-, beda potensial v, luas permukaan A, dan jarak antara plat adalah d, maka kapasitasnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
E=q/Aε0 dengan
memasukkan rumus E=v/d dan diperoleh
C= ε0A/d
C= ε0A/d
Dengan:
C= kapasitas kapasitor (Farad)
q= muatan yang tersimpan (coulomb)
v= beda potensial (volt)
ε0= permitivitas ruang hampa (8,85x10-12 C2N-2m-2)
d= luas plat (m2)
C= kapasitas kapasitor (Farad)
q= muatan yang tersimpan (coulomb)
v= beda potensial (volt)
ε0= permitivitas ruang hampa (8,85x10-12 C2N-2m-2)
d= luas plat (m2)
Dielektrik
Dielektrik didefinisikan sebgai berikut:
“bahan isolator yang digunakan untuk memisahkan kedua plat konduktor pada suatu kapasitor plat sejajar”
Tebal, jenis dan luas sangat menentukan besarnya kapasitas yang akan didapatkan.
Dielektrik didefinisikan sebgai berikut:
“bahan isolator yang digunakan untuk memisahkan kedua plat konduktor pada suatu kapasitor plat sejajar”
Tebal, jenis dan luas sangat menentukan besarnya kapasitas yang akan didapatkan.
Rangkaian Kapasitor
Rangkaian kapasitor terdiri
dari jenis rangkaian paralel, seri dan campuran.
Paralel: Tujuan dari memaralelkan kapasitor adalah untuk mendapatkan
kapasitas yang lebih besar.
qtotal= q1+ q2+...
Vtotal=V1=V2=...
Ctotal=C1+C2+...
Vtotal=V1=V2=...
Ctotal=C1+C2+...
Seri:
Tujuan menggunakan rangkaian seri adalah
untuk mendapatkan nilai yang lebih kecil.
qtotal= q1= q2=...
Vtotal=V1+V2+...
1/Ctotal=1/C1+1/C2+…
Vtotal=V1+V2+...
1/Ctotal=1/C1+1/C2+…
Campuran: Bertujuan
untuk mendapatkan nilai yang diinginkan sesuai dengan rumus di atas.
4. Indukttor
Induktor
atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang
berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel
(Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian
Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio.
Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
1.
Induktor yang nilainya tetap
2.
Induktor yang nilainya dapat diatur
atau sering disebut dengan Coil Variable.
Bentuk
dasar dari sebuah induktor adalah kawat yang dililitkan menjadi sebuah koil.
Induktor mempunyai sifat yang disebut dengan induktansi diri atau lebih sering
disebut dengan induktansi, artinya adalah jika arus meningkat maka medan magnet
juga akan meningkat mengikuti perbesaran dari arus.
Besar energi dalam
inductor dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini :
W = ½.L.I2
Ket
:
W : energi dalam satuan Joule
L : induktansi dalam satuan Henry
I : arus dalam satuan Ampere
W : energi dalam satuan Joule
L : induktansi dalam satuan Henry
I : arus dalam satuan Ampere
Sebuah
induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi,
dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan
dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa
kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi
karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat,
induktor berinti magnet juga memboroskan daya di dalam inti karena efek
histeresis.
5. Dioda
Diode
adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik
ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri
dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :
1.
Dioda Biasa atau Dioda Penyearah
yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi sebagai penyearah arus bolak
balik (AC) ke arus searah (DC).
2.
Dioda Zener (Zener Diode) yang
berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah tegangan yang ditentukan oleh
Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan
Zener.
3.
LED (Light Emitting Diode) atau
Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.
4.
Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda
yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan sebagai Sensor.
5.
Dioda Schottky (SCR atau Silicon
Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai pengendali .
6.
Dioda Laser (Laser Diode) yaitu
Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser sering disingkat dengan LD.
Fungsi paling umum dari dioda adalah
untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi
panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi
panjar mundur). Karenanya biasa juga disebut sebagai penyearah
Dioda Zener
Dioda Zener biasanya digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan.
Dioda Zener
Dioda Zener biasanya digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan.
Dioda LED
Dioda LED akan hidup apabila LED dialiri arus listrik, fungsi dari LED ini biasanya hanya sebagai indikator. Atau biasa juga disebut dengan lampu indikator.
Dioda LED akan hidup apabila LED dialiri arus listrik, fungsi dari LED ini biasanya hanya sebagai indikator. Atau biasa juga disebut dengan lampu indikator.
Prinsip kerja dioda:
-
Forward Biass (arah maju) dari anoda ke katoda
-
Reverse Biass (arah mundur) dari
katoda ke anoda
Jenis-jenis Diode
-
Dioda Zener = menstabilkan tegangan
-
Dioda Kristal = Dioda kontak titik
-
Light Emilting Diode (LED) = Lampu induktor
-
Photo Diode = pencacah, penghitung
-
Dioda Silikon = Penyearah Arus
Jenis-jenis resistor yang bergantung pada suhu (TERMISTOR)
-
NTC ( Negative Temprature Coeficient
)
-
PTC ( Positive Temprature Coeficient
)
Fungsi Diode:
-
Penyearah Arus
-
Pencacah Penghitung
-
Menstabilkan tegangan
6. Dioda
Bridge (Dioda Jembatan)
Dioda bridge atau dikenal dengan sebutan
jembatan dioda adalah rangkaian yang digunakan untuk penyearah arus (
rectifier) dari AC ke DC. Untuk membuat dioda bridge dengan benar maka
perlu diketahui tipe dioda yang akan digunakan, Elemen dioda berasal dari dua
kata elektroda dan katoda. Diode memiliki simbol khusus, yaitu anak panah yang
memiliki garis melintang pada ujungnya. Alasan dibuatnya symbol tersebut adalah
karena sesuai dengan prinsip kerja dari dioda.
Anoda ( kaki positif = P) terdapat pada
bagian pangkal dari anak panah tersebut dan katoda ( kaki negative = N
).terdapat pada bagian ujung dari anak panah.
Dioda bridge digunakan sebagia penyearah
pada power suplly. jembatan dioda adalah gabungan empat atau lebih dioda yang
membentuk sebuah jembatan konfigurasi yang menyediakan polaritas output dan
polaritas input ketika digunakan dalam aplikasi yang paling umum konversi dari
arus bolak balik. Fungsi atau bagian utama dari jembatan dioda adalah bahwa
polaritas outputnya berbeda dengan polaritas
7. Transistor
Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif
yang memiliki banyak fungsi dan merupakan Komponen yang memegang peranan yang
sangat penting dalam dunia Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor
diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan
penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain
sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B),
Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor
terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor),
FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan
keluarga dari Transistor.
Komponen
penyusun transistor
-
Emitor = Pembawa muatan
-
Basis = Pengatur gerak pembawa muatan dari emitor ke collector
-
Collector = Pengatur gerak pembawa muatan dari emitor ke output
Fungsi transistor
-
Penguat arus
-
Penguat tegangan atau penguat
getaran
-
Pembangkit getaran
-
Saklar· IC (Integrated Circuit) →
merupakan kombinasi dari beberapa komponen elektronika yaitu diode, resistor,
dan kapasitor kecil. JENIS IC : IC MONOLITHIK, IC HYBRIDA (IC LINEAR, IC TTL,
IC CMOL)
Jenis-jenis Transistor
Secara umum, transistor
dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori:
Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain.
Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide
Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain.
Tipe: UJT , BJT , JFET , IGFET ( MOSFET ), IGBT , HBT , MISFET , VMOSFET , MESFET , HEMT , SCR serta
pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated
Circuit) dan lain-lain.
Polaritas : NPN atau
N-channel, PNP atau P-channel
Maximum kapasitas daya : Low Power, Medium Power, High Power
Maximum frekwensi kerja : Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
Aplikasi : Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
Maximum kapasitas daya : Low Power, Medium Power, High Power
Maximum frekwensi kerja : Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain
Aplikasi : Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain
BJT
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis
transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua dioda yang terminal
positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal
tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau hFE. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau hFE. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
FET
FET dibagi menjadi dua
keluarga: Junction FET (
JFET )
dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon
(atau Semiconductor) FET ( MOSFET ). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah
dioda dengan
kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini
membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang
juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode .
Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion
mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya
menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode.
Sirkuit Analog
a. Amplifier atau
Penguat
b. Opamp
(Operational Amplifier) termasuk negative feedback
c. Amplifier Daya
d. FET (Filed
Effect Transistor), JFET, MOSFET, MESFET, MODFET, HEMT
e. CMOS, N-MOS,
P-MOS, Pass-transistor
Sirkuit
Digital :
a. Gerbang logika
b. Flip-flop
c. Penghitung
atau pencacah (Inggris: counter)
d. Register
e. multiplekser
(MUX) dan DEMUX
f. Penjumlah
(Adder), Subtraktor (Pengurang) & Pengganda (Multiplier)
g. Mikroprosesor
h. Mikrokontroler
i.
ADC, DAC, Atmel AVR
j.
Digital Signal Processor (DSP)
k. FPGA
(Field-Programmable Gate Array), ASIC, FPAA, Embedded-FPGA, CPLD
l.
Semua jenis komputer digital: komputer super,
mainframe, komputer mini, komputer pribadi m.desk-top,
laptop, PDA, Smart card, telepon pintar, dll
Alat
ukur :
a. Ohm-meter
b. Amper-meter
c. Voltmeter
d. Multimeter
e. Oskiloskop
f. Function
generator
g. Digital Signal
Analyzer
h. Spectrum meter
8. IC
(Integrated Circuit)
IC (Integrated Circuit) adalah Komponen
Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor,
Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian
Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga
bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki
(terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol
hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika
dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan
komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static
Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.
9. Skalar
(Switch)
Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk
menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian Elektronika,
Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar